Minggu, 08 Februari 2015

Kita Masih(kah) Berteman, Teman

Ini untuk saya

Berapa jam yang kau habiskan untuk menatap layar elektronik itu? pernahkah kau menghitungnya? Atau kau tak sadar ternyata waktu untuk menatap layar elektronik itu lebih besar daripada yang lainnya?

Ini untuk saya lagi

Sejak kapan kau pegang benda itu? perubahan apa yang kau alami? Berapa jumlah temanmu sekarang? Tunggu, teman kau artikan apa? Nyata atau maya? Kapan terakhir kau bertemu temanmu yang barusan kau sapa lewat benda itu?

Lagi-lagi untuk saya

Apa yang kau artikan dari bersosial? Berapa jumlah temanmu di media sosial? Media sosial yang nyata atau maya? Kalau kau bersosial dengan di media sosial maya, kapan terakhir kau menyapa temanmu? Kapan akan bertemu?

Masih untuk saya

Pernahkah kau kesepian padahal jumlah temanmu di media sosial terus bertambah? Pernahkah kau melihat perubahan wajah temanmu? Apakah kau tau mau mencium bau badannya, menepuk pundaknya, berbagi jaket untuk menghangatkannya, minum kopi segelas bersama-sama?

Sekali lagi untuk saya

Kau punya Handphone? Berapa jumlah daftar nomer telepon yang kau simpan? Kapan terakhir kau menyapanya? Masih aktifkah nomer itu? masih hidupkah temanmu?

Ini benar-benar untuk saya

Lima tahun terakhir bisa kau hitung berapa temanmu? Kapan kau mengunjunginya? Bercerita, bertatap muka di rumahnya? Benarkah lima tahun terakhir kau tak sekalipun ke rumah temanmu yang tak berjarak? Apa kau masih hidup atau dia masih hidup?

Saya tegaskan ini untuk saya

Maukah kau berbagi waktu denganku? Maukah kau mengunjungi atau kukunjungi? Maukah menghabiskan waktu denganku? Maukah kau mencelaku, menasihatiku, menolongku? Maukah kau menyentuhku? Maukah kau merusak tatanan rambutku, menarik kupungku, memukul tanganku, menendang kakiku, menginjak sepatuku? Mau kau bertemu denganku, teman?

Arogenji. Semarang, 8 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar