Alam : Suara Perlawanan
Mengapa
hanya kami yang menganggap bahwa alam adalah ibu kami?
Mengapa
hanya kami yang menganggap alam adalah titipan Tuhan untuk kami?
Mengapa
hanya kami yang menganggap bahwa air, tanah, adalah tubuh kami?
Mengapa
hanya kami yang menganggap bahwa hanya kami yang tahu kami?
Demi
tercipta konspirasi ekonomi diatas dalih pembangunan
Kalian
definisikan kebenaran setiap yang kalian lakukan
Menghentak
sujudkan nyawa dengan mahar buaian
Merangsek
pintu-pintu menyuguhkan fatamorgana pembodohan
Hembusan
aroma surga yang kalian ciptakan
Mengasah
belati kalam bernegosiasi ala pemimpin bijak
Menundukkan
setiap kepala yang tegak
Menghantar
janji agar kami terjebak dan akhirnya tergeletak
Tapi
kami tak tidur
Kami selalu bangun sampai berhala
pembangunan yang kalian sembah rata dengan tanah
Membungkam setiap pernyataan
bahwa alam adalah boneka
Disudut toko menunggu dimainkan
dan akhirnya menjadi sampah
Kami takan berkhianat ketika
kalian terlalu pagi berkhianat
Karena khalayak tak pernah
salah memuja alam makhluk tuhan
Ditangan kanan kami menggenggam
api
Membakar setiap kebenaran
berbau konspirasi
Ditangan kiri kami membawa
melati
Siap mengharumkan peti mati
ambisi kapitalis yang menari
Kami akan selalu disini
Memberi sesuatu kepada alam yg
terlalu banyak memberi
Atas nama hati nurani.
AROGENJI, 23 Juli 2014